Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2021 bersama Bapak Wakil Walikota Yogyakarta

Hari Senin 26 April 2021 bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2021 Bapak Wakil Walikota Yogyakarta mengadakan inspeksi sarana dan prasarana Kesiapsiagaan Bencana yang berada di Kantor BPBD Kota Yogyakarta Jalan Gambiran No.26 Pandeyan Yogyakarta. Diawali dengan membunyikan Sirene tepat Pukul 10.00 WIB sebagai tanda peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana agar Kita Siap Selamat dari Bencana pada Tahun 2021. Dilanjutkan dengan peninjauan Ruang Pusdalops untuk memantau dan uji coba kesiapan peralatan Peringatan Gempa Bumi dan Cuaca dari BMKG, CCTV Sungai dan EWWS Peringatan Dini Kejadian Banjir di Bantaran 3 Sungai (Winongo, Code dan Gajahwong)  bersama-sama dengan Pendamping KTB dan masyarakat di kawasan Bantaran sungai menggunakan Zoom Meeting. Kemudian kegiatan HKB Tahun 2021 ditutup oleh Bapak Wakil Walikota dengan menyampaikan Press Release kepada awak Media yang ikut meliput :   

PRESS RELEASE

Berdasarkan data BNPB, di Indonesia selama tahun 2020, terdapat 2.952 kejadian bencana, tercatat 2.951 kejadian bencana alam dan 1 kejadian bencana non alam, yaitu pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini. Di Kota Yogyakarta sendiri, pada tahun 2020, tercatat 102 kejadian bencana yang terdiri dari 3 kejadian banjir, 70 kejadian akibat cuaca ekstrim, 22 kejadian longsor dan 7 kejadian lain (tower roboh dsb). Dari kejadian bencana tersebut mengakibatkan 277 orang mengungsi sementara, 78 rumah rusak dan 43 kerusakan lain-lain (menimpa mobil, jaringan listrik PLN & Telkom). Untuk bencana pandemi Covid-19, pada tahun 2020, BPBD melayani pemulian jenazah dengan protokol Covid-19 berjumlah 132 pemakaman. Sementara itu, dari Januari 2021 sampai dengan 25 April 2021 ini, BPBD Kota Yogyakarta telah melayani 67 laporan kejadian yang diakibatkan cuaca ekstrim dan tanah longsor dan 203 pemakaman dengan protokol Covid-19 dengan trend yang belum dapat diprediksi.

Kesiapsiagaan dan penanganan terhadap bencana tidak dapat dilaksanakan oleh BPBD sendiri, namun membutuhkan kerjasama dan perhatian bersama.  Hal ini selaras dengan arah kebijakan pembangunan nasional dalam RPJMN 2020 – 2024 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 dimana telah mengamanatkan untuk memprioritaskan Pembangunan Lingkungan Hidup, Peningkatan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim, serta arahan dari BNPB untuk melaksanakan peningkatan ketahanan bencana melalui:

  • Peningkatan kapasitas masyarakat dan apparat;
  • Peningkatan pengetahuan kebencanaan; dan
  • Peningkatan kerjasama dan kemitraan antar pelaku (daerah, nasional dan internasional).

Dalam rangka implementasi arah kebijakan pembangunan nasional RPJMN 2020 – 2024 dan arah kebijakan BNPB, maka tujuan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2021 ini adalah “Membangun Kesadaran dan Kewaspadaan Bencana Pada Tingkat Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19”, dengan mengambil tema “Siap Untuk Selamat” dan sub-tema “Latihan Membuat Kita Selamat dari Bencana”. Diharapkan, melalui momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2021, kesadaran dan keterlibatan pemerintah pusat dan daerah, Keluarga, Masyarakat, Akademisi, Dunia Usaha dan Media semakin tinggi terhadap ketahanan bencana.

BPBD Kota Yogyakarta, selaku OPD yang berwenang dalam pengoordinasian urusan pemerintahan di bidang ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat pada sub urusan bencana, telah melakukan beberapa strategi-strategi kesiapsiagaan dan ketahanan bencana:

  1. Pemetaan kawasan resiko bencana.

Melalui pemetaan kawasan resiko bencana, dapat diketahui wilayah-wilayah di Kota Yogyakarta yang memiliki resiko tinggi terhadap bencana:

  • Banjir di wilayah Terban, Kotabaru, Baciro, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan dan Giwangan;
  • Longsor di wilayah-wilayah yang dilewati sungai code, winongo dan gajah wong, di Bener, Tegalrejo, Pakuncen, Wirobrajan, Notoprajan, Patangpuluhan, Terban, Gowongan, Kotabaru, Tegalpanggung, Wirogunan dan Brontokusuman;
  • Gempa Bumi di wilayah Bener, kawasan sungai code di Terban dan Kotabaru, Pakuncen, Ngupasan, Semaki, Muja Muju, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan dan Giwangan;
  • Gunung Api di kawasan aliran sungai Winongo Bener, Kawasan aliran sungai code Terban dan Kotabaru, Kawasan aliran sungan winongo Pakuncen, Ngupasan, Muja Muju, Pandeyan, Sorosutan dan Giwangan;
  • Cuaca Ekstrim di wilayah Muja Muju, Ngupasan, Pandeyan, Sorosutan dan Giwangan;
  • Epidemi dan Wabah Penyakit di wilayah Demangan, Pakuncen, Ngupasan, Semaki, Muja Muju, Pandeyan, Sorosutan dan Giwangan;
  • Multi Ancaman di Kawasan sungai code Bener dan Kotabaru, Kawasan sungai winongo Pakuncen, Ngupasan, Baciro, Semaki, Muja Muju, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan dan Giwangan.
  1. Pembentukan KTB di wilayah Kota Yogyakarta.

Sampai dengan April 2021, di Kota Yogyakarta telah terbentuk 119 KTB yang tersebar dibeberapa wilayah:

  1. Kecamatan Kraton terbentuk 5 KTB
  2. Kecamatan Mantrijeron terbentuk 6 KTB
  3. Kecamatan Mergangsan terbentuk 9 KTB
  4. Kecamatan Gondomanan terbentuk 5 KTB
  5. Kecamatan Ngampilan terbentuk 7 KTB
  6. Kecamatan Pakualaman terbentuk 4 KTB
  7. Kecamatan Wirobrajan terbentuk 6 KTB
  8. Kecamatan Gedongtengen terbentuk 10 KTB
  9. Kecamatan Jetis terbentuk 5 KTB
  10. Kecamatan Tegalrejo terbentuk 10 KTB
  11. Kecamatan Danurejan terbentuk 16 KTB
  12. Kecamatan Gondokusuman terbentuk 15 KTB
  13. Kecamatan Kotagede terbentuk 8 KTB
  14. Kecamatan Umbulharjo terbentuk 13 KTB
  1. Kesiapsiagaan sarana prasarana.

Untuk menghadapai situasi bencana, BPBD Kota Yogyakarta dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana penunjang:

  • Kendaraan R2: 8 unit 
  • Kendaraan R4: angkutan barang 5 unit
  • Kendaraan R4: angkutan penumpang 5 unit
  • Mobil jenazah: 6 unit
  • EWS Peringatan Dini Banjir: 16 unit, yang tersebar di beberapa titik, yakni: sungai code 7 unit, sungai winongo 5 unit, sungai gajah wong 4 unit
  1. Kesiapsiagaan personil.

Dalam melaksanakan tugasnya, BPBD Kota Yogyakarta didukung oleh 94 personil, yakni:

  • 17 orang ASN;
  • 5 orang CASN; dan
  • 74 orang tenaga teknis yang terdiri dari:
  1. Tenaga teknis Pusdalops 12 orang sebagai pengolah data;
  2. Tenaga teknis Pendamping PB 15 orang sebagai fasilitator pendamping Kemantren dan KTB;
  3. Tenaga teknis di Sekretariat 5 orang;
  4. Tenaga teknis TRC 26 orang untuk assessment dan evakuasi bencana; dan
  5. Tenaga teknis mobil jenazah 16 orang untuk pelayanan mobil jenazah gratis