Sosialisasi Mitigasi Gempa Bumi dan Megathrust di Yogyakarta
Yogyakarta 10 Oktober 2024 - Dalam rangka memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Yogyakarta menggelar sosialisasi mitigasi gempa bumi dan megathrust. Acara yang berlangsung di Ruang Bima, Balai Kota Yogyakarta ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi bencana gempa bumi dan tsunami serta langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Drs. Nur hidayat, M.Si, dalam sambutannya menekankan pentingnya menanamkan manajemen risiko di lingkungan sekitar, baik di tempat kerja maupun rumah. “Dengan memahami risiko bencana dan melakukan persiapan yang matang, kita dapat meminimalisir resiko sekecil-kecilnya,” ujar Drs. Nur Hidayat.
Lebih lanjut, Drs. Nur Hidayat menyampaikan bahwa salah satu upaya mitigasi yang penting adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai ancaman bencana yang mungkin terjadi. Hasil kajian risiko bencana yang dilakukan BPBD Kota Yogyakarta pada tahun 2022 menunjukkan bahwa wilayah Yogyakarta rentan terhadap tujuh jenis bencana yaitu banjir, wabah penyakit, cuaca ekstrim, gempa bumi, kegagalan teknologi, kekeringan, dampak sekunder erupsi gunung berapi.
Sebagai narasumber, Said Kristyawan, M.Si dari BMKG, menjelaskan secara detail mengenai zona megathrust, yaitu area sumber gempa akibat subduksi dua lempeng tektonik. Zona ini memiliki potensi untuk menghasilkan gempa bumi berkekuatan besar dan memicu tsunami. Yogyakarta sendiri memiliki dua sumber gempa aktif, salah satunya adalah sesar opak yang melewati tiga kabupaten yaitu Bantul, Kota Yogyakarta, dan Sleman.
BMKG telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami, seperti memperkuat jaringan seismograf dan komunikasi, serta mengembangkan sistem peringatan dini tsunami. Selain itu, BMKG juga aktif melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat melalui program sekolah lapang Gempabumi dan Tsunami serta BMG Goes to School.
Dalam kesempatan sosialisasi ini, BMKG menekankan bahwa informasi mengenai potensi gempa megathrust bukanlah prediksi, melainkan upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak panik serta dapat melakukan aktivitas seperti biasa dengan terus memperbarui informasi dari sumber yang valid.
Sosialisasi mitigasi gempa bumi dan megathrust yang diselenggarakan BPBD Kota Yogyakarta dan BMKG merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Dengan pengetahuan yang cukup, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi bencana dan dampak yang ditimbulkan.